Pekanbaru — Aparat Kepolisian, TNI, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, berkolaborasi penuh dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Sebanyak 98 personel diturunkan untuk berjibaku memadamkan titik api yang muncul di wilayah Kelurahan Sei Gajah Induk, Kecamatan Kubu.
Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan hadir langsung ke lokasi kebakaran pada Sabtu, 19 Juli 2025. Ia menyampaikan bahwa kolaborasi antara seluruh unsur penanganan karhutla terus dioptimalkan demi meminimalkan perluasan titik api. “Hari ini kita bersama-sama dengan personel yang ada mengoptimalkan kolaborasi yang terjalin selama ini untuk sama-sama memitigasi karhutla yang ada di sini, di Sei Gajah dan Kubu,” ujar Herry Heryawan kepada wartawan di lokasi.
Kebakaran di kawasan ini pertama kali muncul sekitar lima hari sebelumnya. Akibat cuaca panas, angin kencang, serta kontur lahan yang mudah terbakar, api dengan cepat meluas hingga mencapai area seluas 100 hektare. Menyikapi kondisi tersebut, Polda Riau bersama unsur Forkopimda segera mengambil langkah-langkah strategis di lapangan.
Dalam kunjungannya, Irjen Herry turut didampingi oleh Bupati Rokan Hilir Bistamam dan Dandim 0321 Rohil, Letkol Inf Diki Apriyadi. Kehadiran mereka menjadi bentuk sinergi antarinstansi sekaligus dorongan moril kepada para petugas yang sejak awal telah bekerja keras dalam upaya pemadaman.
“Mudah-mudahan dengan bantuan doa dan dukungan kerja keras dari semua unsur terkait, kita bisa segera selesaikan memadamkan api agar tidak melebar ke tempat lain dan tidak memperburuk citra kita di mata nasional maupun internasional,” kata Herry Heryawan, sembari menegaskan pentingnya kerja cepat dan komprehensif.
Sebagai pucuk pimpinan di kepolisian daerah, Irjen Herry menyatakan apresiasi tinggi kepada seluruh personel gabungan yang telah berjibaku selama berhari-hari di lokasi kejadian. Ia menyebutkan bahwa kehadirannya di tengah-tengah petugas adalah bentuk nyata dukungan moral, sekaligus penegasan bahwa tugas kemanusiaan ini merupakan prioritas utama.
“Jadi hari ini saya langsung hadir bersama Kapolres dan Dandim yang sudah dari kemarin berjibaku di sini. Saya hadir untuk memberikan dukungan moril kepada personel kita yang ada di sini,” katanya.
Menyinggung soal sarana dan prasarana dalam proses pemadaman, Irjen Herry menyebutkan bahwa hingga saat ini masih tersedia dengan cukup. Namun ia menegaskan, apabila kebakaran tidak juga padam dalam tujuh hari ke depan, maka pihaknya tidak akan ragu meminta bantuan tambahan, termasuk operasi water bombing menggunakan helikopter.
“Sarana prasarana masih memadai, masih cukup. Nanti kita lihat perkembangannya. Kalau sampai tujuh hari atau satu minggu ke depan api belum juga padam, kita akan meminta bantuan, termasuk water bombing yang selama ini sudah dibantu baik dari perusahaan maupun TNI AU,” ujarnya.
Selain fokus pada pemadaman dan mitigasi, Irjen Herry Heryawan juga menyampaikan sikap tegas aparat penegak hukum terhadap siapa pun yang terbukti menjadi penyebab kebakaran. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa Polda Riau akan mengusut tuntas penyebab awal karhutla, serta menetapkan pelaku pembakaran sebagai tersangka.
“Jadi pada kesempatan ini saya sampaikan, saya selaku pimpinan Polda Riau akan melakukan tindakan tegas, upaya hukum, termasuk mencari siapa yang melakukan pembakaran pertama kali. Titik apinya dari mana,” kata Herry Heryawan dengan nada tegas.
Ia mengatakan bahwa setelah dari lokasi, dirinya akan langsung memanggil kepala desa dan pihak-pihak terkait lainnya untuk dimintai keterangan. Kapolda menegaskan bahwa tindakan pembakaran yang menyebabkan kerugian besar bagi lingkungan dan masyarakat tidak akan ditoleransi.
“Setelah ini saya akan panggil kepala desa dan pihak terkait. Siapa yang membuka lahan dan menyebabkan kebakaran akan segera kita tentukan tersangkanya. Ini tidak main-main,” tegasnya lagi.
Meski mengedepankan upaya penegakan hukum, Kapolda Riau juga menekankan pentingnya pendekatan edukatif dalam menyikapi persoalan karhutla. Ia menyebut bahwa edukasi dan sosialisasi terus dilakukan secara simultan agar masyarakat semakin sadar akan dampak buruk dari pembakaran hutan dan lahan.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk media, untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan bencana karhutla. Menurutnya, kolaborasi menjadi kunci dalam menghentikan sejarah panjang kabut asap yang selama ini membayangi Provinsi Riau.
“Ini kan tuah, kekayaan alam. Kekayaan alam ini harus kita jaga bersama. Kalau kekayaan alam tidak bisa kita jaga bersama, maka citra, status, identitas kita jelek. Stigma ini sudah terbangun, Riau ini penghasil asap. Kita bersama-sama, bukan hanya TNI-Polri, tetapi semua komponen masyarakat, perlu kolaborasi, kerja sama termasuk media,” tutupnya.
Langkah Polda Riau dalam menangani karhutla di Rokan Hilir ini menjadi simbol keseriusan aparat dan pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan, sekaligus mengembalikan nama baik Riau sebagai provinsi yang pernah tercoreng oleh bencana asap lintas negara.
(Ros.H)